Salam kenal saya Dinda Rosalind, admin 12shio5. Selamat datang di situs Syair Dinda, tempat prediksi togel dan majalah dewasa, informasi tentang berita seks, kesehatan, dan cerita dewasa.

Selasa, 12 Mei 2020

Efek Corona, Maskapai Tertua Kedua Dunia Ajukan Pailit


Syair Dinda -  Maskapai tertua kedua di dunia, Avianca, baru mengajukan status bangkrut akibat pandemi virus corona. Maskapai asal Colombia ini mengajukan kebangkrutan agar bisa melindungi dan menjaga operasi selama pandemi masih berlangsung.

Dalam pernyataan yang dirilis dalam situs resminya, seperti dikutip CNN, Senin (11/5), pengajuan kebangkrutan ini merupakan dampak tak terduga dari pandemi covid-19. Avianca mempekerjakan 21 ribu orang di seluruh kawasan Amerika Latin.

Hampir 90 persen negara tempat Avianca beroperasi berada dalam batasan perjalanan total atau sebagian. CEO Avianca Anko van der Werff mengungkap krisis kali ini menjadi krisis paling menantang bagi perusahaan.


"Avianca menghadapi krisis paling menantang dalam sejarah 100 tahun. Saat ini kami sedang menavigasi efek pandemi covid-19" ujar van der Werff.

Van der Werff mengungkap saat ini Avianca menjadi maskapai tertua di dunia yang masih terus berjalan. Sebelumnya, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memperkirakan pendapatan bisnis maskapai penerbangan secara global tahun ini berpotensi menguap hingga US$314 miliar atau Rp4.710 triliun (kurs Rp15 ribu per dolar Amerika Serikat).

Jumlah itu berasal dari seluruh potensi pendapatan maskapai di dunia akibat penyebaran virus corona di tengah aturan pembatasan penerbangan, baik untuk rute domestik dan internasional.

Sebanyak 1.000 pesawat milik perusahaan penerbangan di Amerika Serikat diproyeksi berhenti beroperasi sepanjang 2020. Ini terjadi karena setiap negara memberlakukan larangan perjalanan (travel ban) dan pembatasan penerbangan.

Kemudian, data IATA per 10 April 2020 menunjukkan bahwa terdapat 59 negara yang memberlakukan travel ban dan pembatasan penerbangan secara total. Sementara, 86 negara memberlakukan travel ban dan pembatasan penerbangan secara parsial.

Mengutip CNN, CEO IATA Alexandre de Juniac memprediksi penerbangan di dunia merugi US$113 miliar atau Rp1.695 triliun jika wabah virus corona terus meluas. Kerugian ini sama dengan kerugian industri penerbangan ketika krisis keuangan global menghantam pada 2008 silam.

IATA mengungkap maskapai penerbangan bisa kehilangan 19 persen dari bisnis mereka jika penyebaran virus corona tidak segera berhenti. Situasi ini merupakan krisis untuk industri penerbangan.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Syair Dinda | Powered by Blogger