Salam kenal saya Dinda Rosalind, admin 12shio5. Selamat datang di situs Syair Dinda, tempat prediksi togel dan majalah dewasa, informasi tentang berita seks, kesehatan, dan cerita dewasa.

Sabtu, 01 Agustus 2020

Salin Rupa Jumpa Pers Corona dari Kasus Pertama


Syair Dinda - Ada yang baru dalam penyampaian update kasus Virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Juru bicara pemerintah kini berganti wajah. Bukan hanya itu, penyampaian capaian kinerja harian pun berubah.
Perubahan formasi itu menyusul diterbitkannya Perpres Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Dalam Perpres itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 juga dibubarkan. Fungsinya kini diemban oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19, yang berada di bawah Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Aturan itu diteken Presiden Jokowi pada 20 Juli 2020.

Selain itu, ada perubahan dalam pengumuman kasus COVID harian.

Kisah perjalanan pengumuman kasus COVID harian ini berawal saat pertama kali kabar terkonfirmasinya kasus positif COVID-19 langsung disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret 2020. Jokowi mengungkapkan ada 2 orang yang berstatus positif COVID-19 yang disebut sebagai kasus 1 dan kasus 2 yang merupakan ibu dan anak.

"Dicek dan tadi pagi saya mendapatkan laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," ujar Jokowi di Istana Merdeka.

Jokowi menyampaikan kabar itu didampingi Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, Mensesneg (Menteri Sekretariat Negara) Pratikno, dan Seskab (Sekretaris Kabinet) Pramono Anung. Ibu dan anak itu disebut tertular virus dari warga negara Jepang saat itu mengikuti acara dansa di Jakarta.

Setelahnya Terawan memberikan keterangan pers mengenai pelbagai perkembangan kasus COVID-19. Pada 3 Maret 2020, Jokowi menunjuk Achmad Yurianto menjadi juru bicara (jubir) pemerintah untuk penanganan COVID-19.

"Jadi seusai arahan Presiden dan sudah ditunjuk juri bicara ini semua, namanya dr Achmad Yurianto, beliau terbekali data semua ada," ujar Terawan pada Selasa, 3 Maret 2020.

Mulai dari hari itu, update Corona yang disampaikan Yurianto dilakukan di kantor BNPB. Tiap sore selalu muncul di kanal YouTube BNPB menyampaikan perkembangan harian kasus COVID-19 di Tanah Air.

Di awal kasus COVID-19 muncul di Indonesia, Yuri menyampaikan detail kasus per kasus dengan menyebutkan jenisnya seperti penularan dari kasus awal atau kasus impor yang diistilahkan imported case. Saat itu penambahan kasus masih dalam hitungan jari.

Namun berkala kasus meningkat sehingga setelahnya Yuri hanya langsung menyebutkan jumlah penambahan kasus tanpa menyampaikan detail kasus per kasus.

Per 14 April 2020, Yuri mulai menyebutkan mengenai data orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan yang saat itu disingkat menjadi ODP-PDP. Orang dengan kategori itu saat itu belum pasti positif COVID-19.

Tidak hanya itu, ada perubahan istilah-istilah. Sebelumnya setidaknya ada 3 istilah yang lekat dengan COVID-19 yaitu ODP, PDP, dan OTG. ODP merupakan orang dalam pemantauan, PDP adalah pasien dalam pengawasan, dan OTG adalah orang tanpa gejala.

Namun melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang diteken Menkes Terawan pada 13 Juli 2020 mengubah istilah itu. Istilah mengenai penanganan Corona diganti dengan kasus suspek, kasus probable, hingga kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik).

Sejak melaporkan data kematian Corona dalam setiap harinya, Yuri berbagi cerita dirinya kerap dijuluki 'pembawa berita kematian'.

Yuri mengatakan dijuluki pembawa berita kematian karena kerap melaporkan angka tinggi kematian Corona.

"Apa sih yang dibutuhkan masyarakat dalam menangani Corona? Bukan saya pelesetkan, saya omongkan dengan data yang saya miliki sehingga di awal-awal dengan 15 menit saya menerangkan, 10 menit untuk edukasi, dan 5 menit terakhir untuk umumkan data," kisah Yuri di acara launching buku 'Menghadang Corona' di ruang Fraksi PAN, Gedung DPR, Jakarta, pada Jumat (10/7).

"Yang selalu dipakai semua adalah tontonan 5 menit terakhir, sehingga Achmad Yurianto pembawa berita kematian. Sepuluh menitnya (edukasi Corona) hilang," imbuhnya sambil disambut tawa hadirin.

Yuri mengaku sudah berupaya agar tidak dijuluki 'pembawa berita kematian'. Namun gagal.

"Sampai saya akali yang 5 menit saya pindah-pindahin, saya potong-potong, data positif tak tambahin edukasi. Begitu saya ngomong di YouTube, dirangkai lagi jadi itu (data kematian). Jadi inilah yang kemudian saya berterima kasih mendapat julukan pembawa berita kematian," ungkap Yuri.

Yuri mengaku beruntung setelah dr Reisa Broto Asmoro ditunjuk sebagai tim komunikasi di Gugus Tugas membantu dia. Menurutnya, semenjak dr Reisa tampil pembawaan informasi Corona sudah tidak menakutkan lagi.

"Begitu partner saya ditunjuk oleh Kementerian Komunikasi, muncul Reisa, saya minta untuk edukasi baru berubah pandangan bahwa COVID tidak menakutkan lagi. Tidak menakutkan lagi COVID, yang baca COVID maksudnya," tutur Yuri sambil disambut tawa.'

Hari terus berganti, genap 140 hari Yuri menjadi jubir pemerintah. Yuri purnatugas sebagai jubir yang setiap hari menyampaikan data harian COVID mulai 20 Juli 2020.

Yuri kini fokus menjalankan tugas baru sebagai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI. Dia menyebut tugasnya sebagai Dirjen P2P Kemenkes RI juga tak akan jauh-jauh dari penanganan Corona.

"Saya Dirjen P2P," ujar Yurianto lewat pesan singkat

Posisi Yuri resmi digantikan oleh digantikan oleh Prof Wiku Adisasmito per Selasa 21 Juli 2020.

Penampilan perdana Wiku itu bukan lagi di kanal YouTube BNPB, melainkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden. Jumpa pers juga tidak diadakan di kantor BNPB, melainkan di kantor Presiden.

"Saya Wiku Adisasmito mewakili Satgas Penanganan COVID-19 ingin menyampaikan beberapa perkembangan terkini. Dengan telah dikeluarkannya Perpres Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, kami ingin menyampaikan perpres ini ditujukan untuk penguatan organisasi dan manajemen penanganan COVID-19. Selain itu, terjadi perubahan pengumuman kasus COVID harian yang sebelumnya disampaikan oleh Dirjen P2P Kemenkes dr Achmad Yurianto, selanjutnya update kasus harian dapat langsung dilihat di portal www.covid19.go.id," ujar Wiku.

Di era Jubir Wiku, data kasus baru dan angka kematian harian Corona tak disampaikan secara verbal saat jumpa pers, melainkan hanya ditampilkan di situs covid19.go.id.

"Bukan tidak mengumumkan, datanya tetap ada bisa dilihat oleh publik dengan baik, media juga bisa melihat seperti biasanya. Bedanya adalah disampaikan secara verbal oleh jubir atau tidak, itu saja," kata Wiku.

Wiku lalu menyampaikan alasannya. "Karena ada beberapa hal yang perlu kita sampaikan ke publik, bukan urusan setiap mengumumkan adalah kasus. Kan kasus bisa dilihat semua orang, accessible untuk semua orang," jelasnya.
"Bisa, bisa (melalui website). Media juga bisa liat itu untuk sebarkan ke yang lain kan," sambung dia.

Perbedaan mencolok juga dengan tidak tampilnya anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Penanganan COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro.

dr Reisa, yang biasa mendampingi Achmad Yurianto, tidak tampil dalam update penanganan Corona pada sore hari ini.

Sejak 6 Juni 2020. Reisa biasanya tampil sebagai anggota tim komunikasi Gugus Tugas. Pesan-pesan mengenai adaptasi kebiasaan baru yang sebelumnya disampaikan Yuri diambil alih Reisa.

Setelahnya, dia menjadi Duta Adaptasi Kebiasaan Baru pada 12 Juli 2020. Reisa biasanya tampil sebelum atau sesudah Yuri menyampaikan update kasus harian COVID-19.

Meski Yuri telah diganti Wiku, dr Reisa lewat media sosialnya mengatakan dia tetap tergabung di komite tersebut meski tak tampil dalam jumpa pers harian. Dia akan memberikan edukasi lewat cara berbeda.

"Mengklarifikasi pemberitaan beberapa media, saya masih tergabung dalam Komite penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Hanya sekarang spesifik untuk memberikan edukasi dengan konten dan platform yang berbeda, tidak melalui presscon harian," tulis Reisa di Twitter

Di Instagram, dr Reisa memberikan penjelasan lebih lengkap. Mengunggah foto bersama Achmad Yurianto, dia mengaku akan rindu bertemu Yurianto setiap hari saat jumpa pers. Seperti diketahui, Yurianto juga tak lagi menjadi juru bicara pemerintah soal Corona.

"Bakalan kangen karena nggak ketemu pak Yuri setiap hari lagi ni. Siapa disini merasa yg sama?" tulisnya.

"Sejak bergabung dengan GTPPC19, banyak sekali pengalaman yg saya dapatkan. Apalagi menjadi bagian dari Tim Komunikasi. Terima kasih atas kesempatan & kerjasama seluruh tim. Senang sekali karena sudah seperti keluarga besar sendiri," sambung dr Reisa.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Syair Dinda | Powered by Blogger